Curhat Colongan (Curcol)

14 Des 2014

Minggu pagi! Terbenturlah niat untuk menulis artikel dibenak gue. Untung aja terbenturnya nggak kuat. Kalau kuat bisa benjol nih kepala gue. Sudah 5 bulan berselang, sebagai mahasiswa yang baik gue selalu tabah menghadapi kerasnya hidup dirantau orang. Duh! Sebenarnya sering merasakan rindu dengan masa-masa SMA. Dan kangen bangett pengen pake seragam putih abu-abu (lagi). Tapi apa boleh buat, semua hanya tinggal kenangan.

Well, let's to the topic. Banyak hal baru yang ditemui semenjak lulus SMA. Bisa dibilang, kehidupan berubah hampir 180 celcius derajat dan mungkin inilah salah satu saat-saat tersulit yang harus dijalani dalam hidup (sedikit lebay itu diharuskan). Gimana nggak? yang jaman SMA tiap pagi dibangunin, disiapin sarapan, dimandiin, trus pulang sekolah tinggal makan semenjak kuliah- tepatnya semenjak merantau ke kampung orang- harus mengerjakananya semua serba sendiri. Yang dahulu tergantung kepada orang tua, sekarang bergantung pada diri sendiri.


Bangun pagi-pagi nggak ada yang bangunin. Kalau ada makanan ya sarapan, kalau ngggak ada makanan ya ngggak sarapan. Pulang kuliah nyari makan sendiri. Mau belanja mau jajan, ngatur duit sendiri. Minggu-minggu pertama pengen cepet-cepet pulang kampung rasanya. Sumpah, homesick banget!! rutinitas dirumah kalau udah pulang kerumah mesti cerita-cerita sama ibu hari itu ada kejadian apa aja. Nah sekarang, pulang-pulang kuliah sampai dikostan malah sepi. Kalau udah gitu, mendingan ngegalau sendiri aja deh.

Satu lagi yang sepertinya kelihatan mudah tapi sebenarnya nggak. NGATUR DUIT!! "payah banalah" kalau orang minang ngomongnya. Harus pinterr banget ngurusin duit. Pengeluaran sama pemasukannya harus sinkron. Nggak lagi kayak jaman SMA yang uangnya dikasih tiap hari. Terus kalau kurang bisa tinggal minta. Ini nih kalau salah ngatur aja bisa berabe jadinya. Nggak makan nggak ngapa-ngapain. Jadinya ya harus bener-bener dipikirin dulu kalau mau ngeluarin uang buat kepentingan yang bener-bener urgent. Jangan asal beli aja. Pengalaman aja ya, biasa laaa udik dari kampung. Sampai kota masuk mall, liat barang bagus aja naluri ceweknya langsung keluar. Eh gue kan cowok. *salah fokus*. Pengen beliiii trus bawaannya. klo lagi awal bulan sih makmur. udah mau ujung bulan udah mulai krisis, rasanya pengen dijual lagi barang-barang yang dibeli itu.

Yaah tapi itu tadi, namanya juga belajar mandiri. Resiko lah nemuin hal-hal kayak gini, dan sekarang sih alhamdulillah udah mulai terbiasa dengan keadaan yang semacam ini. Positifnya mungkin lebih bisa nggak terlalu manja dan selalu bergantung orang tua lagi. hahaha. Intinya mandiri itu nggak harus

Tambahan; Dampak positif dan negatifnya menjadi anak kost

1. Kemandirian 
Kita bakal belajar mandiri dalam kehidupan kost, semua pekerjaan yang tak pernah kita lakukan dulu bakal kita lakukan sendiri dan akan menjadi kegiatan keseharian kita.

2. Menghargai waktu
Nggak bisa dipungkiri kehidupan kampus itu bakal memaksa kita untuk banyak kesibukan sehingga mendesak kita untuk harus bisa membagi jadwal dan waktu keseharian kita.

3. Kesetiaan kawan
Hal ini tidak akan luput.. hanya teman-teman seperjuangan yang ada di sekeliling kita, yang membantu kita dalam susah dan menemani kita disaat kita perlu ataupun tidak. Ini juga termasuk kedalam cara bergaul kita ke pada orang yang disekitar kita. Dan pandai-pandailah dalam memilih teman, itu harus.

4. Bisa mengatur keuangan
Kiriman uang dari orang tua khususnya mahasiswa harus bisa di atur sebaik mungkin keuagannya sampai datang kembali kiriman di waktu yang akan datang. Tipsnya "Pergunakan aja uang dengan seperlunya dan sebutuhnya, jangan berpoya-poya".

Mungkin cuma segitu sih dampak positifnya, sekarang lanjut ke pada dampak negatifnya ya.

1. Pergaulan tidak ada yang mengontrol
Kita bebas karena tidak ada yang mengontrol sehingga bebas dan menghabiskan waktu untuk bersenang-senang aja.

2. Banyak hal yang mengoda
Iya banyak yang menggoda termasuk begitu mudahnya untuk menghabiskan uang yang ada tuk membeli keperluan yang nggak penting. #pengalaman hahaaa

3. Rasa malas selalu menghampiri
Termasuk malas bangun tidur, cuci baju, beres-beres rumah bahkan masak apa lagi dihari libur…

Nah bagi kalian yang sebelumnya pengen ngekos pasti ketika memutuskan untuk jauh dari orangtua, tidak mengira kalau ngekost itu ada enaknya.. pas enaknya sih ya enak looh hehe, dan pas nggak enaknya, haduuh..  nggak enak banget deh.. Haha


Kalau kalian punya tambahan tentang dampak positif dan negatif lainnya, silahkan di share dikolom komentar. 

Sekian Curhat Colongan dari gue. Sampai jumpa dipostingan berikutnya...

10 komentar:

  1. Aku udah hampir dua tahun jadi anak kos, awal awalnya juga sama gak bisa ngatur duit tapi pantang buat minjem sama orang, akhirnya sekarang udah bener bener bisa mengolah keuangan, walopun akhir bulan, gak pernah ada keluhan kehabisan uang. Pokoknya sukses atau gaknya kita, tergantung dari bagaimana kita memanajemen kehidupan selama jadi anak kos :D hidup anak rantau!! haha

    BalasHapus
  2. makanya gue gak mau jadi anak kos dan lebih milih bolak balik kampus yang makan waktu 1,5 jam dari rumah -,-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terus, sampai kapan mau bergantung ke orang tua mulu. Justru jauh dari orang tualah yang akan mengasah naluri kita untu lebih maju kedepannya. # I think sih

      Hapus
  3. resiko jadi anak kos emang kayak gitu,harus bisa memanajemen uang :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah bener, itu lah yang harus di pelajari dari sekarang. Sebenarnya bukan cuma resiko anak kost aja sih. Semua orang juga harus bisa memanajemen keuangannya sendiri. Karna hidup itu bukan untuk menghambur-menghambur kan.

      Hapus
  4. True story anak kos. Intinya mah mesti tahan banting. Kehidupan ini keras bung. #Halah.
    Semangat!

    BalasHapus