Untuk yang Pertama dan Terakhir

19 Jan 2014

Assalamu'alaikum. Wr. Wb.
Kembali lagi di kisah kehidupan nyata, yang pasti hanya ada di Kenangan Masa Kecil. Ada apa dengan judul di atas? Sebetulnya judul itu terlalu Dramatis, tapi judul di atas memang bagus untuk kisah yang satu ini .

Untuk yang Pertama dan Terakhir adalah sebuah kisah ketika saya masih kanak-kanak. Pada saat itu saya masih berseragam putih-merah dan masi belajar di Sekolah Dasar (SD), kira-kira saya sudah berumur 8 - 9 tahun. Kisah ini terlahir juga karena kesalahan saya yang pada saat itu adalah masa masanya saya berhura-hura karena keinginan saya tercapai. Keinginan apakah itu?

Simak kisahnya berikut ini :


Suatu hari saat saya mengakhiri semester genap, tepatnya saat kenaikan kelas, dan Target pencapaian belajar saya pada saat itu sangat memuaskan. Nah, biasanya kalau sudah begini, saya akan di berikan sesuatu yang saya idam-idamkan oleh orang tua.
Satu pelajaran yaitu Jangan mengerjar impian yang kita inginkan karena kita menginginkan sesuatu ( Barang ataupun penghargaan ), tapi kejarlah impian tersebut dengan iklhas.
Singkat cerita pada saat itu saya menginginkan sebuah sepeda, dan sepeda yang saya maksud adalah sepeda yang sedang naik daun pada masa-masa tersebut, sepeda tersebut yaitu BMX. Beberapa hari kemudian, saya di ajak pergi, ternyata saya di bawa ke tempat dimana ada sepeda tersebut di jual. Saya cari sesuai keinginan saya. Ketika itu saya memilih sepeda yang berwarna hitam yaitu hitam polos, karena saya kurang tau masalah sepeda pada waktu itu. Hanya warna itu yang saya inginkan.

Mondar mandir, kesana kesini, tawar, beli, Akhirnya dapat juga sepeda yang saya inginkan. Sepeda dengan warna hitam, yang tidak terlalu tinggi sehingga saya dapat mengendarainya dengan nyaman .

Setelah membelinya saya beergegas pulang. Setibanya di rumah, saya menuggu si hitam BMX itu datang. Dengan hati yang tidak sabar ingin mengendarainya, dan setiap detikpun terasa melambat, semua sudah tertutupi dengan perasaan menggebu-gebu. Satu jam kemudian si hitam BMX baru sampai di rumah. Horeee!!!

Semenjak hari itu, hari-hari terasa indah, kemanapun saya pergi pasti dengan si hitam BMX tersebut. Main, jalan-jalan, bahkan ke rumah tetangga juga mengendarainya, Disaat saya liburan sekolah, di saat baru masuk sekolah, di saat tanggal merah, setiap hari saya pasti mengendarainya.
Kira kira inilah dia Si Hitam BMX yang saya maksud.

Tiga bulan berlalu, dan sampailah pada hari itu .......

Hari ketika Ibu ingin pergi ke rumah tetangga. Anehnya Ibu berangkat di malam hari, dan saya sangat ingin ikut dengan beliau, karena kebetulan rumah yang ingin di tuju adalah rumah salah satu teman sekelas saya (Nama samaran TONY).

Singkat cerita Ibu mengijinkan saya ikut dengan syarat si Hitam tidak boleh di bawa. Serentak saya jengkel, marah, ngambek. Hahaha. :D (Maklum masih bocah soalnya). Ibu pun mengizinkan saya membawa si Hitam tersebut. Sesampainya di rumah, Kami masuk. Ibu sedang bercengkramah sesuatu dengan Ibunya TONY, dan saya sedang main dengannya. Kemanakah si hitam?. Pada saat itu si hitam berada di halaman rumahnya TONY, dengan keadaan tersender di dekat pintu masuk. Letak rumahnya itu tidak begitu jauh dari jalan besar.

Saat kami sedang main, terdengar suara yang samar-samar, seperti suara orang sedang berjalan dan tiba-tiba bayangan hitam pun lewat dengan cepat. Saya langsung curiga dan bilang kepada Ibu untuk melihat keluar , karena pada saat itu saya ketakutan. Serentak Ibu dan saya keluar, dan ternyata. Si hitam telah Tiada. :'(

Saya dan Ibu pun langsung pulang dengan panik dan tergesa gesa. Sesampainya di rumah Ibu bercerita kepada semua yang ada di rumah pada saat itu. Semua panik dan langsung mencarinya ke berbagai daerah yang berada dekat dengan rumah.

Kesana kemari, satu jam dua jam, itu tidak menghasilkan apa apa. Si hitam ternyata sudah benar-benar Tiada. Sepulangnya kami ke rumah. Saya dimarahi habis habisan, sehingga menimbulkan efek trauma yang cukup mendalam. Setelah hari itu terjadi, Saya terasa kurang bergairah, tapi apa boleh buat, karena itu memang kenyataan yang saya alami. Padahal itu adalah sepeda Pertama saya pada masa itu, Dan ternyata itu juga adalah Sepeda Terakhir saya. Karena Sampai hari ini ( 19 - 01 - 2014 ) saya belum memiliki sepeda yang saya inginkan seperti layaknya dulu. Akan tetapi saya sudah memiliki motor, yaitu si Beat Merah yang selalu menemani saya kemana-mana. Jadi sepeda tak berguna lagi :D

Pesan Moral:
Apapun yang terjadi. Kita harus mengikhlaskan hal tersebut, karena itu adalah keputusan yang terbaik yang telah di takdirkan.
Akhir cerita.. Setelah sepeda itu hilang, dan waktu berjalan demi waktu, tahun berganti tahun dan sepeda itu di gantikan oleh motor. Ibu membelikan saya Motor Beat waktu saya kelas 2 SMA kemaren.

Ini dia si beat merah yang saya bangga-banggakan itu :D Ngookk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar