The Power Of Labil

23 Jan 2015
Biasanya remaja identik dengan sifat inkonsisten dalam sifat dan suasana hati, atau biasa juga disebutnya “LABIL” pada zaman sekarang ini. Hal itu tak bisa lepas dari kaum remaja saat ini, tak bisa dipungkiri, urutan perkembangan manusia mengalami masa tambahan dalam pertumbuhan yakni bayi, balita, anak-anak, remaja, sebelum beranjak dewasa disinilah masa tambahan itu, 4l4y / alay atau anak layangan banyak orang menyebutnya, setelah lulus dari masa itu barulah dewasa, kemudian orang tua.

Pada masa alay ini, remaja pada umumnya telah memasuki masa puber atau keingin tahuan yang tinggi terhadap sesuatu yang baru, gampang ikut-ikutan, latah dalam gaya berbicara, tidak konsisten dalam hidup, rentan galau, moody, suka mencari sensasi dan masih banyak gejala-gejala pada masa muda ini. Semua pasti dan jelas pernah mengalami masa-masa ini.

Menurut gue Labil itu, ya Labil. Singkatnya jawaban yang terlintas di benak gue pada waktu itu. Kelabilan ini cukup sering melanda remaja saat ini dan itu pun juga pernah gue alami. Labil adalah ketidak konsistenan diri atau tidak punyanya pendirian tetap, hal ini sangat mudah sekali terpengaruh oleh orang atau yang lain-lain. Sehingga kita dibingungkan dengan apa kata orang ketimbang percaya dengan apa yang hendak kita lakukan. Salah satu contoh sederhananya, ketika kamu hendak membeli smartphone dan sudah mempunyai badget yang cukup kemudian kamu mencari referensi di internet dengan banyak pilihan yang pada akhirnya kamu menjatuhkan pilihan yang pas dengan badget dan memiliki spesifikasi yang pas. Tetapi ketika ada orang lain mengatakan barang atau handphone yang hendak kamu beli dibilang jelek dan cepat rusak padahal belum tentu omongan orang itu benar, mendengar hal demikian kamu pasti akan goyah terhadap pilihanmu sendiri dan lebih memikirkan kata atau pendapat orang lain yang belum tentu kebenarannya. Kita tidak akan bisa melangkah jika kita terus mendengar apa yang orang lain katakan tentang kamu, percayalah dengan diri sendiri dan laksanakan lalu buktikan. Jangan berada di tengah-tengah keraguan karena itu akan menghambat. Itulah kelabilan.

Masa remaja itu sangat rentan. Kita harus bisa melewati seleksi alam dengan cara melawan rasa labil tersebut. Masa dimana pola pikir kita hendak memasuki pendewasaan, dia perlu mencari jati diri untuk bisa dewasa dalam hal apapun, dan jati diri itu bisa didapatkan dengan tanpa lelah melewati masa-masa alay-mu dengan menjadikannya suatu pelajaran dalam setiap kejadian yang kamu alami. Pada masa ini, para remaja sudah mulai merancang dan merencanakan perjalanannnya dalam mencapai impian / cita-cita / kesuksesan. Dalam hal ini kamu mencoba belajar dari pengalamn dan kesalahan-kesalahan yang ada untuk menjadi lebih baik. Josnya, kamu harus bisa mengintropeksi diri, itu yang dinamakan belajar dari kesalahan.

Ketika kamu mencoba memperbaiki diri karena sebelumnya kamu tahu kesalahan apa dan bagaimana cara mengatasinya. Menjadi lebih baik dan lebih baik lagi menjadi pilihan mutlak, ketika kamu berjalan dalam kebenaran dan sedikit saja disentil dengan beberapa problem sehingga membuat kamu stress, tren positif itu kian luntur karena stress itu. Kamu akan merasa lemah dan inkonsisten dari kebenaran itu.

Iya, semua tergantung kamu sendiri, kamu pasti sering dengar pepatah ini “Musuh terbesar diri adalah diri sendiri”. Jadi kita bicara bagaimana kita menyikapi dan melawan diri sendiri dalam arti yang positif. Semua berawal dari diri sendiri, apa arti nasehat dan motivasi super dari para tokoh-tokoh hebat kalo kita sendiri hanya membacanya saja tanpa ada tindakan nyata, niat, dan kemauan yang besar sedikitpun.

Jadilah pemuda yang kuat dan berprinsip, bentuk prinsipmu mulai sekarang karena itu adalah patokan hidupmu. Ingat kau hidup tidak sendiri, jalin hubungan baik dengan sesama manusia dalam bentuk realita dalam bersosialisi dan yang paling penting interaksi vertikal dengan sang pencipta skenario kehidupan ini, Allah SWT. Kelabilan itu wajar dan tidak salah, yang salah adalah ketika kamu terlalu lama terselubung dalam jerat kemalasan, sedikit kemauan dan tindakan. Jangan pikirkan hasil akhir, yang penting adalah proses karena tuhan lebih melihat proses/atau cara kalian, apabila proses/cara kalian benar, bicara soal hasil, itu akan mengikuti dengan sendirinya.
***
Inspirasi tulisan ini adalah pengalaman pribadi gue sebagai jiwa muda pencari jati diri yang terkadang masih labil, dengan tulisan ini gue mengajak para pembaca dan teman-teman sesama pemuda untuk menjadikan sifat labil kita ini sebagai batu loncatan untuk bisa menjadi lebih dewasa dan lebih baik lagi kedepannya dengan menjadikan kelabilan ini menjadi pengalaman dan pembelajaran hidup yang lebih baik untuk kedepannya.

2 komentar:

  1. gelak. inspirasinya diri sendiri. O_o gue kadang belom bisa. Gue masih menganggap diri sendiri itu musuh, sehingga gak mau ngambil pelajaran dari musuh. :(

    saran loh Feb, kalo mau make font TNR gede begini, mending tiap paragraf jangan terlalu panjang. Terlalu padet. Kalo bisa ukuran fontnya dikecilin dikit atau pake arial mungkin yang lebih luwes.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mudah kok, tinggal bandingkan aja diri kita dengan orang. Pasti bakal nemuin titik temunya.

      Oh iya, cara memperkecil font itu gimana ya caranya, soalnya tamplate ini masih baru... heheh :) Makasi sarannya bang han..

      Hapus